RESENSI BUKU NOVEL CINTA ENRICO PERPUSTAKAN UNY
IDENTITAS BUKU
Judul
Buku : Cerita
Cinta Enriko
Pengarang : Ayu
Utami
Penerbit : PT Gramedia Pusat Utama
Kota Tempat
Terbit : Jakarta
Tahun Terbit
: 2012
Tebal
: Xiii
+ 244 Halaman
Harga : Rp
50.000,00
BIOGRAFI PENGARANG
Justina Ayu Utami atau hanya Ayu Utami adalah aktivis
jurnalis dan sastrawan berkebangsaan Indonesia. Ia besar di Jakarta dan
menamatkan kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Ia pernah menjadi
wartawan di majalah Humor, Matra, Forum Keadilan, dan D&R. Wikipedia
Lahir: 21 November 1968 (usia 50 tahun), Bogor
Pasangan: Erik Prasetya (m. 2011)
Film: Ruma Maida
Pendidikan: Thomson Foundation (1995), Universitas Indonesia
Orang Tua: Johanes Hadi Sutaryo, Bernadeta Suhartina
SINOPSIS NOVEL
Enriko merupakan seorang anak yang lahir bertepat pada hari
revormasi dimana pemberontakan militer pecah. Ketika itu dia baru orok merah
berumur sehari dan harus dibawa mengungsi dan masuk hutan untuk bergelirya.
Ayahnya bernama Letda Muhamad Irsad seorang Letnan Angkatan Darat yang lahir di
Pulau Madura beragama muslim dan ibunya yang bernama Syrnie Masmirah yang lahir
di Pulau Jawa tepatnya di kudus beragama non muslim (kristen katolik). Enrico
memiliki kakak perempuan yang bernama Sanda. Sanda meningal ketika berumur
masih sangat muda karena penyakit asma.
Ibu Enrico merupakan seorang peternak ayam petelur yang
ulung. Telur-telur ayam tersebut akan dijualnya ke kota provinsi yang jaraknya
setengah hari perjalanan. ketika Enriko dan kakak perempuannya di rumah dan
tidak ada siapapun selain mereka berdua tiba-tiba seekor ayam hitam menerjang
dan mendarat dihadapan Enriko dan Sanda. Kakak Enriko berusaha mengusir ayam
tersebut dan usaha kakanya pun berhasil. Setelah kejadia itu ayah Enriko
melarang istrinya untuk berjualan telur ke kota provinsi lagi.
Enriko lahir di Padang, 15 Februari 1958 yang bertepatan
pula pada hari yang bersejarah bagi Bangsa Indonesia yaitu Pengumuman Deklarasi
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia yang kelak dikenal sebagai hari
pemberontakan. Nama Enrico diambil dari penyanyi idaman ibunya yaitu Enrico
Caruso seorang penyanyi tenor Italia. Namun ayahnya Irsad menolak nama itu
kemudan diganti dengan Prasetya Riska yang sesuai dengan lingkungan militernya
dengan panggilan sayang Rico. Enrico.
Revolusi yang diumumka di padang tidak dianggap
sebagai tuntutan otonomi daerah yang tulus oleh presiden Soekarno. Soekarno
memusuhi blok Barat dan lebih memberi keleluasaan kepada blog Komunis dalam
permulaan perang dingin itu. Jawa akan menumpas pemberontakan sebagai bagian
dari perang melawan campur tangan Amerika Serikat terhadap kemandirian
Indonesia. Sumatra menyebut revolusi. Jawa menyebut pemberontakan. Tapi dalam
pasukan pemberontakan itu terdapat banyak keluarga prajurit Jawa serta Madura
termasuk kedua orang tua Enrico.
Enrico beranjak dewasa dan ketika itu Enrico masuk ke
sekolah dasar (SD) Andreas yang dilaksanakan pada sore hari. Seiring dengan
kedewasaannya Enrico yang awalnya anak penurut dengan kedua orang tuannya kini
berubah menjadi anak yang nakal. Kenakalan itu berawal dari pengaruh
teman-temannya dan ia mulai mencoba hal-hal baru yang menuruntnya begitulah
seorang lelaki yang jantan. Tahun 1975 yang pada saat itu Enrico menginjak umur
17 tahun, pada saat itu hanya satu permintaanya kepada ayahnya yaitu setelah
lulus dari SMAN-1 ia akan melanjutkan pendidikan ke ITB. Tujuan enrico hanya
satu yaitu kebebasan. Tahun 1977 enrico telah resmi menjadi mahasiswa salah
satu Universitas di Bandung yaitu ITB dengan Jurusan Pertambangan. Pada saat
itu gejolak terjadi dimana-mana dan mahasiswa memiliki kebebasan besuara untuk
menggagalkan terpilihnya kembali presiden Soeharto menjadi presiden Republik
Indonesia. Enriko pun ikut dalam gerakan-gerakan mahasiswa yang anti terhadap
terpilihnya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia.
Selama di Bandung Enrico telah merasakan hawa kebebasan yang
ia idam-idamkan semanjak di Sumatra. Ia mengenal berbagai macam perjudian,
mengkonsumsi minuman keras dan bermain wanita, dan kini itulah jalan yang ia
pilih sampai akhir hayatnya. Enrico tidak mengenal agama dan bisa di sebut
Enrico ateis yang tidak mengenal satu agamapun. Setelah sepuluh tahun kepergian
Enrico ke Jawa Ibunya meningal karena hepatitis, kemudian beberapa tahun
setelah itu yaitu bertepat pada tanggal 17 agustus tahun 2000 ayahnya pun
meninggal dan ia hidup sebatang kara.
Karena sejak awal tujuannya hanya satu yaitu menginginkan
kebebasan maka itulah yang ia dapatkan sekarang, tanpa rasa cinta, cita-cita,
agama dan tujuan hidup, dan segala kebebasan lainnya. Enriko hidup sebatang kara,
hidup dengan penuh kebebasan, bergontak-ganti pasangan tidur dan sebagainnya.
Namun, suatu ketika dia menemukan perempuan yang menurutnya berbeda dari
perempuan lain, sebut saja perempuan itu bernama A. A merupakan perempuan yang
tak ingin menikah dan tak ingin memiliki anak karena menurutnya perempuan
terlalu ditekankan oleh nilai, keluarga, dan masyarakat.
Tahun 2008 Enriko menginjak umur 50 tahun dan belum juga
menikah meskipun Enriko dan A tinggal satu atap dan satu kamar. Namun, pada
tahun 17 agustus 2011, Prasetya Riska (Enrico) dan Justina A pun menikah
setelah mereka menyadari bahwa pernikahan itu penting dan harus. Ya, begitulah
kehidupan yang mereka jalani selama ini.
KELEMAHAN BUKU
ada terdapat banyak ulasan yang menggambarkan cerita enrico yang di ulang, sehingga pembaca merasa bosan dengan paparan yang di ulang
KELEBIHAN BUKU
buku ini memiliki bobot bahasa yang terbilang ringan, santai, dan sangat mudah di pahami
ada terdapat banyak ulasan yang menggambarkan cerita enrico yang di ulang, sehingga pembaca merasa bosan dengan paparan yang di ulang
KELEBIHAN BUKU
buku ini memiliki bobot bahasa yang terbilang ringan, santai, dan sangat mudah di pahami
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda